Keharmonisan hubungan orang tua-anak saat ini menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan, mengingat komunikasi di dalam rumah merupakan titik awal tumbuh kembang seorang anak.
Beberapa riset menyebutkan bahwa permasalahan mental remaja diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang tidak “hadir” dalam kehidupan anak, sehingga anak mencari kebahagiaan di luar hingga menemukan kenyamanannya sendiri.Faktor lain yang mempengaruhi adalah diri anak itu sendiri yang sedang mengalami perkembangan serta proses eksplorasi baik secara fisik, sosial, maupun emosional. Dalam proses perkembangan anak inilah peran orang tua sangat dibutuhkan sebagai teman, pendengar yang baik, role model, dan pelindung bagi anak.
Pola asuh atau parenting merupakan hal yang harus diperhatikan oleh orang tua terhadap anak, mulai dari pola komunikasi hingga bagaimana mengelola emosi dengan baik antara keduanya.
Parenting Islam
Dalam Islam, parenting anak merupakan proses pendidikan, pengasuhan, pelatihan secara fisik dan spiritual yang diberikan oleh orang tua terhadap anak sesuai dengan nilai-nilai Alquran dan hadis. Parenting juga wujud tanggung jawab orang tua yang paling besar terhadap anak. Pola asuh yang baik akan menjadi bekal bagi seorang anak di dunia maupun akhirat. Parenting Islam dapat menjadi cara tepat untuk mengatasi permasalahan mental yang dimiliki anak.
Mengapa parenting Islam?. Dalam Alquran terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang hubungan antara orang tua dan anak diantaranya Qs. Luqman : 13,16, dan 17. Ketiga ayat tersebut menggunakan kata “يَا بُنَيَّ” (yaa bunayya) yang artinya wahai anakku. Kata “yaa bunayya” dalam budaya Arab merupakan sapaan lembut yang diberikan oleh orang tua, menunjukan kasih sayang mendalam kepada anak. Kata tersebut sering digunakan dalam ayat Alquran ketika menyapa anak-anak.
Berangkat dari konsep Alquran tersebut maka wajah parenting yang ditampilkan oleh Islam begitu hangat dan lembut, tidak memaksa apalagi dengan kekerasan. Sehingga, penting bagi orang tua untuk membangun hubungan harmonis dengan anak, bukan memberikan kesan takut akan sosoknya.
Mindfulness dalam Parenting Islam
Hubungan yang harmonis membutuhkan kesadaran (mindfulness) diantara keduanya. Mindful parenting mempunyai lima prinsip, yaitu :
- Mendengarkan dengan penuh perhatian, dan berbicara dengan penuh empati.
- Kesadaran dan penerimaan untuk tidak menghakimi anak dan diri sendiri.
- Kesadaran emosional diri sendiri dan anak juga sangat perlu diperhatikan.
- Pengaturan diri dalam hubungan pengasuhan/parenting.
- Kasih sayang untuk diri sendiri dan anak.
Pengasuhan berkesadaran merupakan salah satu metode parenting yang mengedepankan kesadaran dalam perkataan dan perilaku. Sadar bertutur kata dan berperilaku yang baik diantara keduanya, orang tua dan juga anak.
Orang tua dan anak yang memiliki “frekuensi” berbeda, perlu menyadari bahwa komunikasi atau hubungan yang harmonis akan terbentuk dengan saling menyadari keberadaan. Sehingga akan muncul kasih sayang, penerimaan diri, kesadaran emosional, dan pengendalian diri yang baik.
Tentu mindful parenting ini selaras dengan prinsip-prinsip Islam yang mengedepankan cinta dan kasih dalam setiap aspek kehidupan. Mindfulness (kesadaran) seorang muslim tidak hanya berhenti pada hubungannya dengan Allah saja, namun juga dengan sesama manusia, apalagi terhadap anak dan keturunannya.
Kewajiban orang tua terhadap anak dalam mendidik, melindungi, menafkahi, hingga kelak menikahkan akan selalu jadi proses yang paling dirindukan, apabila memori yang diciptakan menyenangkan dan penuh akan cinta. Anak akan selalu menjadi bintang bagi orang tuanya, dan setiap bintang mempunyai sinarnya masing-masing. Maka hubungan orang tua-anak harus dibarengi dengan kesadaran berifkir dan kelembutan hati yang terus dirawat dalam menjalani kehidupan. Keharmonisan itu tidak bisa ditemukan secara instan, tapi diciptakan melalui kesadaran. [IN]
Baca Juga: Menjadi Sahabat untuk Anak