Bagikan

Maslahat.id- Media sosial beberapa waktu lalu sempat ramai dengan kasus pembullyan yang dilakukan oleh salah satu anak seorang artis, Vincent. Kasus bully tersebut terungkap dalam sebuah video pendek, di mana di dalamnya terdapat sekelompok anak yang sedang melakukan aksi pembullyan di sekolah. Sekelompok anak tersebut adalah Geng Tai, sekumpulan anak-anak sekolah elit Binus School Serpong yang perilaku bullying-nya terungkap ke media dan kini sudah ditangani pihak kepolisian. Polres Tangerang Selatan sedang mendalami kasus bullying ini.

Hasil pendalaman sementara menghasilkan dugaan bahwa perundungan sudah terjadi sebanyak dua kali. Keterangan itu didapatkan dari beberapa orang saksi yang berasal dari pihak keluarga korban. Lain halnya dengan kasus di atas, beberapa waktu ketika mengajar seorang anak perempuan yang mendapatkan kejuaraan di bidang taekwondo, saya terkejut ketika ia bercerita pengalamannya mendapat bully dari temannya.

“Dulu saya sering dibully kak, dikatain gendut, item, disitu akhirnya saya memutuskan untuk belajar taekwondo,” ucapnya.

Saya kembali bertanya di tengah-tengah raut mukanya yang mencoba mengingat kejadian di masa lalu itu.

“Adek belajar taekwondo buat bales mereka yang bully gitu,”

“Iya kak, aku kesel. Awalnya aku pengen balas. Tapi ketika belajar taekwondo dan fokus, lalu ikut kejuaraan, balas dendamnya pengen balas dengan car aitu,” ucapnya.

Pengalaman bully anak memang sangat beragam. Saya belajar dari kisah itu bahwa, tidak semua anak yang menjadi korban bully akan melampiaskan kepada hal-hal positif dan membuat semangat untuk merubah diri. Rasa trauma, sedih yang dialami oleh anak memiliki tingkatan yang berbeda. Setiap anak akan mengalami trauma ketika mendapat bully atau diperlakukan diskriminatif oleh lingkungannya, termasuk teman-temannya di sekolah.

Bagaimana Pola Komunikasi yang Harus Diterapkan oleh Orang Tua?

Pertemanan di sekolah, kerapkali menjadi ruang yang sangat ciamik untuk melakukan bully. Jika kita lihat kasus bully yang terjadi di lingkungan kita, teman sebaya adalah pelaku bully yang cukup banyak. Artinya, penting sekali bagi orang tua untuk mengetahui circle pertemanan yang dimiliki oleh sang anak untuk bisa memantau perkembangan hubungan yang sedang dijalankan oleh anak.

Tidak hanya itu, keluarga memiliki peranan penting untuk mengenalkan segala pengetahuan dasar dan keterampilan kepada anak. Orang tua senantiasa memperbarui pengetahuan dan pengalaman seorang anak dan menjadi orang yang paling kenal terhadap perkembangan anak. Menyikapi kasus bullying, orang tua harus terus memperkaya wawasan fenomena bullying.

Karena trauma pada masing-masing anak berbeda, orang tua perlu untuk mengakrabkan diri kepada anak supaya mereka merasa nyaman dan memiliki ruang aman untuk berbagi pengalamannya selama di sekolah atau berbagi kisah tentang circle pertemanannya. Ruang aman yang diciptakan oleh orang tua akan membentuk hubungan yang harmonis antara orang dengan anak. Maka dari itu, kemampuan untuk mengakrabkan diri dengan ana, harus dimiliki oleh orang tua.

Dalam menghadapi kasus bullying, ada beberapa hal yang bisa dilakukan guru dan orang tua agar anak terhindar dari perilaku bullying.  Hal  tersebut  antara  lain:  membangun konsep  diri  yang  baik, mendukung minat dan bakat anak, mengajarkan anak perlunya mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak disukainya, memberikan dukungan penuh terhadap anak, mencegah anak jadi pelaku bullying, membangun rasa empati pada anak, membantu anak untuk berpikir dan  bertindak bnar,  bukan  takut  sanksi  atau  hukuman  tetapi  karena  malu  melanggar aturan bersama. Komunikasi orang tua dengan anak sangat penting diciptakan untuk melihat Kesehatan relasi anak dengan teman-temannya atau lingkungannya. (IM)

Bagikan