“Inti hidup adalah menjaga kemaluan dan menjaga lisan”, demikian sebuah nasehat dari salah satu tokoh terkenal di Indonesia, yaitu Habib Ja’far yang dikenal sebagai habib industri. Salah satu yang akan dibahas adalah mengenai menjaga lisan.
Dalam setiap lingkup kehidupan, manusia pasti saling berinteraksi dan Allah swt. telah menciptakan makhluknya dengan sempurna yaitu dilengkapi lisan yang digunakan untuk sarana berinteraksi. Meskipun Allah swt. telah memberikan kesempurnaan tersebut, namun ada baiknya jika manusia benar-benar menggunakannya dengan baik. Karena apabila sebuah perkataan sudah terpeleset, maka ia mampu masuk ke hati seseorang dan berbahaya.
Lisan yang Allah sempurnakan untuk hamba-Nya merupakan suatu anugerah dan nikmat yang harus disyukuri. Salah satu bentuk mensyukurinya yaitu dengan menjaga lisan dengan berbicara baik dan menghindari segala perkataan yang menyakiti orang lain. Melalui lisan tersebut, manusia mampu menyampaikan apa yang ia rasakan, pikirkan atau sekedar menyampaikan informasi dengan jelas.
Apabila tutur kata yang diucapkan baik, tentunya akan membawa dampak yang baik. Begitupun sebaliknya, apabila lisan digunakan untuk ucapan yang kasar atau kotor, maka dapat menimbulkan sesuatu hal yang berdampak buruk. Dan akibat yang dapat ditimbulkan cukup luar biasa.
Di dalam agama Islam, menjaga lisan adalah suatu tindakan yang perlu diperhatikan dan sangat dianjurkan. Sebab banyak sekali dosa yang dapat ditimbulkan akibat ucapan yang keluar dari lisan. Beberapa contohnya adalah ghibah, mencela, berbohong dan memfitnah.
Allah swt. telah berfirman di dalam Al-Qur’an, yaitu dalam Surah Al-Isra ayat 53, “Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
Sebagaimana halnya pepatah yang seringkali kita temui adalah “mulutmu harimaumu” atau “lisan lebih tajam daripada pedang” di mana keduanya memiliki makna sama, yaitu perkataan yang keluar dari lisan seseorang dapat menjadi senjata tajam dan mampu menyakiti orang lain. Segala ucapan buruk mampu menebar kebencian yang tentunya tidak mudah untuk menyembuhkan hati yang terluka akibat ucapan, meskipun hal tersebut dianggap sepele.
Contoh perbuatan yang seringkali terlihat dan terdengar adalah umpatan yang dilontarkan kepada seseorang. Seringkali kita mendengar olokan dengan menggunakan nama hewan dan sebagainya. Selain itu, candaan yang berlebihan juga sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita. Adakalanya ketika berkumpul bersama baik disengaja ataupun tidak, mereka terlalu berlebihan ketika membicarakan seseorang, sehingga pihak yang bersangkutan merasa tersakiti hatinya.
Menjaga lisan menjadi sebuah hal penting dan harus diperhatikan oleh setiap manusia. Karena manusia memilik tanggung jawab besar terhadap apa yang ia ucapkan. Oleh karena itu, seseorang harus pandai membaca situasi dan kondisi yang ada, apakah ia harus berbicara dan apa yang akan dibicarakan. Bukan hanya sekedar omongan belaka tanpa memikirkan sebab akibat dari ucapan yang keluar dari lisannya. Selain itu, menjaga lisan dari hal yang tidak baik juga menjadi salah satu kunci keselamatan bagi manusia itu sendiri. Sebagaimana dalam hadis, yaitu “Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (HR. Bukhari)
Apabila dalam berbicara ia tidak mampu mengendalikan lisan dengan baik, maka lebih baik diam. Hal tersebut juga dijelaskan oleh Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam (jika tidak mampu berkata baik).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menjaga lisan juga menjadi hal yang sangat penting, sebab hal tersebut memiliki banyak manfaat. Yang pertama adalah terhindar dari konflik. Menjaga lisan juga bagian dari upaya untuk menghindari atau mengurangi terjadinya perselisihan yang banyak kemungkinan disebabkan oleh segala ucapan tidak baik. Kedua, yaitu menghindari fitnah di mana hal tersebut merupakan salah satu penyebab terjadinya pertengkaran antar sesama. Fitnah adalah salah satu bentuk penyebaran informasi atau tuduhan yang tidak benar adanya dan tentunya akan menjelekkan seseorang. Dengan menjaga lisan, ia akan terjaga dari celah berbuat fitnah. Ketiga, yaitu mempererat persaudaraan, hal tersebut tentunya menjadi jalan utama bagi makhluk sosial dalam menjalin hubungan dengan cara berbicara baik kepada sesama manusia. Jika masing-masing memiliki pengertian untuk tidak menyakiti hati orang lain dengan ucapan buruk, maka hubungan baik akan tetap terjaga.
Untuk menjaga lisan agar terus mampu berucap hal baik, berikut ada beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya, yaitu berbicara seperlunya, tidak berbicara yang mengandung kebohongan, menghindari perkataan kotor, menggunakan perkataan yang sopan dan tidak meninggikan suara. Selain itu, berdzikir, membaca Al-Qur’an serta memberikan nasehat yang bermanfaat juga bagian dari menjaga lisan.
Baca Juga: Stop Mom War!
Picture Source: https://id.pinterest.com/pin/11751649017373377/