Bagikan

Maslahat.id- Kehadiran Ramadan selalu dinanti oleh kaum muslim dunia. Sudah seharusnya kita menjadikan bulan suci ini sebagai momen yang penuh berkah bagi keluarga. Bulan yang makin mendekatkan hubungan kita dengan anggota keluarga lainnya. Dengan demikian, Ramadan harus dioptimalkan agar keluarga kita makin tenteram, harmonis, dan mendapatkan berlimpah pahala dari Allah Taala.

Momentum Ramadan

Ramadan memang bulan istimewa bagi umat Islam. Bulan yang selalu dinanti. Bahkan, Rasulullah saw. mengajarkan doa, memohon agar usia kita disampaikan hingga Ramadan. Bagaimana seharusnya keluarga kita mengisi Ramadan yang penuh berkah ini?

Ada berbagai aktivitas yang harus dioptimalkan oleh keluarga muslim agar meraih ketaatan pada-Nya.

Pertama, rutin melaksanakan salat wajib secara berjemaah. Melaksanakan ibadah wajib akan mendapatkan pahala berlipat ganda. Sedangkan amalan sunah diganjar pahala seperti mengerjakan ibadah wajib. Dalam suasana khusyuk, ayah atau anak laki-laki yang telah balig dapat bergantian menjadi imam salat. Tentu suasana ini akan membuahkan ketenteraman dalam keluarga. Rasulullah saw. bersabda, “Salat jemaah itu melebihi salat sendirian dengan 27 derajat.” (HR Al-Bukhari).

Tentu keutamaan salat berjemaah di tengah keluarga akan membawa keberkahan. Suasana keimanan akan menyelimuti keluarga. Sejatinya, salat akan membawa pada ketaatan dan ketundukan terhadap Allah Taala.

Kedua, tadarus Al-Qur’an bersama seluruh anggota keluarga. Kesempatan ini juga bisa digunakan untuk saling mengoreksi bacaan Al-Qur’an. Ayah dan ibu bisa mengajari anak-anak atau kakak mengajari adiknya. Selama Ramadan, upaya perbaikan ini harus terus dilakukan agar semua mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selain bernilai pahala yang besar, kegiatan ini juga akan menciptakan bi’ah (lingkungan) yang baik dalam keluarga dan akan menguatkan hubungan kekeluargaan.

Mulailah dengan membaca Al-Qur’an secara bergantian, lalu mempelajari beberapa ayat dengan menerjemahkan dan membaca tafsirnya. Membaca secara perlahan akan membantu seseorang memahami dan menadaburi maknanya. Semua kegiatan ini akan memunculkan kecintaan keluarga terhadap kebiasaan membaca Al-Qur’an. Keluarga juga akan yakin terhadap mukjizat Al-Qur’an sebagai kalam Allah Taala. Selanjutnya, tanamkan pemahaman bahwa kitab Allah ini mempu menyolusi setiap permasalahan kehidupan. Allah Swt. berfirman, “Hai manusia, sungguh telah datang kepada kalian pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi banyak penyakit (yang ada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang beriman.” (QS Yunus [10]: 57).

Ketiga, menyemarakkan qiyamul-lail dan berdoa bersama. Tarawih bersama keluarga, lalu berdoa bersama. Panjatkan syukur kepada Allah karena bisa menjalani Ramadan bersama keluarga. Hidupkan malam-malam Ramadan dengan melakukan salat tahajud sebelum sahur bersama.

“Siapa saja yang tidak mempedulikan urusan kaum muslim, ia bukan golonganku.” (HR Ath-Thabarani).

Keempat, mengisi waktu setelah salat tarawih atau salat Subuh dengan diskusi dan bedah buku. Temanya tentang keumatan. Dapat juga mencari solusi permasalahan sesuai sudut pandang Islam. Setiap anggota keluarga boleh berpendapat. Hal ini akan membuat komunikasi keluarga makin hangat. Jika sebelumnya diskusi keluarga terkait masalah individual saja, saat Ramadan menjadi ajang menaikkan taraf kepedulian terhadap umat. Tentu karena peduli terhadap kondisi umat merupakan pesan Rasulullah saw.,

Kelima, mengadakan pembelajaran bahasa Arab. Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an dan hadis yang menjadi sumber aturan kehidupan kaum muslim. Imam Syafi’i rahimahulLah berpendapat bahwa wajib bagi setiap muslim belajar bahasa Arab sesuai kesanggupannya. Tujuannya agar benar dalam bersyahadat, membaca Al-Qur’an, melafalkan zikir yang diwajibkan, seperti takbir, tasbih, tasyahud, dan lain-lain. Begitu pula mempelajari kaidah nahu, saraf, dan ikrab. Membaca dan menghafalkan Al-Qur’an akan lebih mudah dengan memahami bahasa Arab, sekaligus akan meningkatkan daya literasi keluarga dengan literasi Islam.

Keenam, menyelenggarakan latihan berceramah tentang Islam bagi setiap anggota keluarga, terutama bagi anak-anak yang sudah besar. Mereka akan menjadi contoh bagi adik-adiknya kelak. Masing-masing anak mempersiapkan materi ceramahnya secara singkat. Ayah dan ibu berperan membantu mereka mempersiapkan materi. Suasana ini akan meningkatkan kompetisi yang sehat dan positif. Diharapkan kemampuan berkomunikasi mereka akan makin terlatih. Kemudian mereka mampu menuliskan pendapatnya untuk disampaikan kepada anggota keluarga lain. Semangat amar makruf nahi mungkar akan tumbuh subur dalam keluarga.

Ketujuh, menyuburkan amal sedekah. Ramadan memiliki nama lain, yaitu Syahrul Muwasah (bulan penuh kemuliaan). Beramal saleh dengan sedekah, terutama pada bulan penuh kemuliaan ini tentu sangat diutamakan. Rasulullah saw. bersabda, “Jika telah datang awal malam Ramadan, diikatlah para setan dan jin-jin yang jahat. Ditutup pintu-pintu neraka. Tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Dibukalah pintu-pintu surga. Tidak ada satu pintu pun yang tertutup. Berseru seorang penyeru, ‘Wahai orang yang ingin kebaikan, lakukanlah. Wahai orang yang ingin kejelekan, kurangilah.’ Allah membebaskan sejumlah orang dari neraka. Hal itu terjadi pada setiap malam.” (HR At-Tirmidzi).

Tulisan selengkapnya di Muslimahnews.net

Bagikan